BAB I
PENDAHULUAN
I.I TUJUAN PRAKTIKUM
I.I.I PETA KERJA
· Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan serta penggunaan peta kerja dalam memperbaiki suatu metode kerja
· Belajar memanfaatkan informasi yang ada untuk menghasilkan proses perancangan yang optimal
· Praktikum dapat membuat peta kerja yang benar dan informatif
I.I.2 MOTION STUDI
· Untuk mengetahui dan memahami ekonomi gerakan
· Dapat menguraikan elemen – elemen gerakan yang terjadi pada suatu kegiatan
· Dapat menganalisa gerakan –gerakan efektif dan tidak efektif dari gerakan therblig
I.I.3 ERGONOMI
· Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan penelitian dalam bidang Ergonomi
· Memberikan pengertian akan pentingnya faktor manusia dalam perancacngan suatu system kerja
· Belajar memanfaatkan informasi yang ada untuk menghasilkan proses perancangan yang optimum (baik benar, aman dan nyaman)
· Mendapatkan besaran atau ukuran masing-masing hubungan sebab-akibat dari dimensi system tersebut dengan jalan pengukuran
· Memahami keterbatasab dan kelebihan manusia dalam merancang suatu system kerja
· Menambah ilmu pengetahuan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan langkah-langkah penelitian Ergonomi
· Pengenalan alat-alat yang dipakai dalam penelitian Ergonomi
I.2 ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN
2.I PETA KERJA
1) Stop watch
2) Tang
3) Work station + produk
4) Obeng
5) Alat tulis
2.2 MOTION STUDI
1) Stop watch
2) Kamera
3) Work station + produk
4) VHS
5) Computer + software statErgo
2.3 ERGONOMI
1) Alat ukur
2) Kursi Antropometri
3) Penggaris / meteran
4) Alat tulis
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang dapat menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (biasanya kerja produksi).Dengan adanya peta kerja ini kita dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu system kerja .
Melalui peta kerja ini kita dapat melihat semua langkah atau kejadian yang dialami suatu benda kerja dari mulai masuk ke lantai produksi (terbentuk bahan baku) sampai akhirnya masuk ke gudang (berbentuk produk lengkap atau bagian dari produksi lengkap)
Dengan mempelajari Peta kerja,kita dapat menganalisis suatu pekerjaan sehingga mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.Perbaikan-perbaikan yang dapat kita lakukan adalah :
· Menghilangkan suatu operasi yang tidak perlu
· Menggabungkan suatu operasi dengan operasi lainnya
· Menentukan suatu urutan kerja/proses produksi yang lebih baik
Peta kerja ini pada dasarnya melakukan perbaikan-perbaikan yang ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.Adapun lambing-lambang yang digunakan dalam membuat peta kerja adalah sebagai berikut :
1. Operasi
2. Pemeriksaan
3. Transportasi
4. Menunggu
5. Penyimpanan
6. Aktivitas gabungan
2.1.1 Macam-macam Peta kerja
Pada dasarnya peta-peta kerja dibagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya,diantaranya
1) Peta-petakerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja keseluruhan
2) Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat
2.1.1.1 Peta Kerja Keseluruhan
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan
Hubungan antara kegiatan kerja keseluruhan dengan kegiatan kerja setempat akan terlihat apabila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja dimana satu sama lain saling berhubungan .Dalam hal ini,kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja.
Secara garis besar ,penggambaran kegiatan kerja keseluruhan dibuat dalam bentuk peta-peta kerja untuk menggambarkan urutan-urutan kegiatan ataupun untuk memperbaiki kegiatan produksi itu sendiri.
Peta kerja keseluruhan terdiri dari :
1) Peta Proses Operasi
2) Peta Aliran Proses
3) Peta proses kelompok kerja
4) Diagram Aliran
2.1.1.2 Peta Kerja Setempat
Suatu Kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas .
Hubungan antara kegiatan kerja setempat dengan kegiatan kerja keseluruhan akan terlihat apabila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa stasiun kerja dimana satu sama lain saling berhubungan.Dalam hal ini,kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap stasiun kerja .
Secara garis besar ,penggambaran kegiatan kerja setempat dibuat dalam bentuk peta-peta kerja untuk menggambarkan urutan-urutan kegiatan ataupun untuk memperbaiki kegiatan produksi itu sendiri .
1) Peta Pekerja dan mesin
2) Peta tangan kiri dan tangan kanan
2.2 Motion Study
2.1.1 Peta Kerja Setempat
Suatu kegiatan disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas .
Hubungan antara kegiatan kerja setempat dengan kegiatan kerja keseluruhan akan terlihat apabila untuk menyelesaikan suatu produk diperlukn beberapa stasiun kerja dimana satu sama lain saling berhubungan .Dalam hal ini,kelancaran proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancara setiap stasiun kerja.
Secara garis besar ,penggambaran kegiatan kerja setempat dibuat dalam bentuk peta-peta kerja untuk menggambarkan urutan-urutan kegiatan ataupun untuk memperbaiki kegiatan produksi itu sendiri.
1) Peta Pekerja dan mesin
Peta pekerja dan mesin,yaitu merupakan suatu grafik yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dengan waktu menganngur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.
2) Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta tangan kiri dan Tangan kanan , yaitu peta yang menggambarkan gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganngur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan , juga memberikan perbandingan antara tugas yang diberikan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan pekerjaan.
2.1.2 Uraian Kerja Therblig
Gerakan Therblig dapat dikelompokkan menjadi :
1. Kelompok gerakan elemen utama
2. Kelompok gerakan elemen penunjang
3. Kelompok gerakan elemen pembantu
4. Kelompok gerakan elemen luar
Therblig mempunyai lambang-lambang tertentu ,sedangkan pengertiannya dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mencari /search (SH)
2. Memilih/select (ST)
3. Memegang /Graps (G)
4. Menjangkau/reach (RE)
5. Membawa /move (M)
6. Memegang untukmemakai /Hold (H)
7. Melepas /Release (RL)
8. Mengarahkan /Position (P)
9. Mengarahkan sementara/Pre position
10. Pemeriksaan /inspection (I)
11. Perakitan Assemble (A)
12. Melepas Rakit/Dis Assemble ( DA)
13. Memakai/use (U)
14. Keterlambatan yang tidak dapat dihindarkan /Unavoidable Delay (UD)
15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan /Avoidable Delay (AD)
16. Merencana /plan (Pn)
17. Istirahat untuk menghilangkan rasa fatique /Rest of overcome fatique (R)
2.1.3 Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan
Untuk mendapatkan hasil yang baik,tentudiperlukan perancangan system yang baik pula.Oleh karena itu system kerja harus dirancang sedemikia n rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan .Hal ini penting karena system kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan ekonomis
A. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tubuh Manusia Dan
Gerakannya
1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama
2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganngur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat
3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah
4. Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat,yaitu hanya menggerakkan tangan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaaanya pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam pekerja
6. Gerakan yang patah-patah ,banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut
7. Gerakan akan lebih cepat ,menyenangkan dan lebih teliti dari pada gerakan yang dikendalikan
8. Pekerja dirancang semudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi si pekerjanya
9. Usahakan sedikit mungkin gerakan mata
B. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Pengaturan Tata Letak Tempat Kerja
1. Sebaiknya diusahakan agar bahan peralatan mempunyai tempat yang tetap
2. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah,cepat dan enak untuk dicapai.
3. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkanprinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil
4. Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang mekanisme yang baik.
5. Bahan –bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urut –urutan yang terbaik
6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan
7. Tipe dan tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga pekerjaan yang mendudukinya bersikap (mempunyai postur) yang baik
8. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan
C. Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Perancangan Peralatan
1. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan .
2. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan
3. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.
4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri,misalnya seperti pekerjaan mengetik,beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.
5. Roda tangan,palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik,dan dengan tenaga yang minimum.
2.1.4 Gerakan Efektif dan Non Efektif
Gerakan efektif merupakan gerakan manusia disaat melakukan kegiatan dengan tidak membuang-buang waktu sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan sehingga menghasilkan kerja yang baik .Gerakan non efektif merupakan gerakan manusia pada saat melakukan kegiatan dengan selalu membuang buang waktu sehingga menimbulkan waktu kerja yang sangat lama.
A. Pengukuran waktu (Time Study)
Menurut taylor, merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan spesifik, kecepatan kerja yang normal serta dalam lingkungan kerja terbaik saat ini.
B. Manfaat Pengukuran Waktu
- Melakukan penjadwalan X pengukuran kerja
- Menentukan besar ongkos produksi
- Menentukan jumlah / kebutuhan operator
C. Teknik-teknik pengukuran waktu
- Cara langsung: pengukuran dilakukan pada suatu tempat dimana pekerjaan yang dijalankan termasuk didalamnya jam henti dan sampling pekerjaan.
- Cara tidak langsung: perhitungan waktu tanpa harus berada ditempat pekerjaan dengan membaca tabel yang tersedia, asal tata mengetahui jalannnya pekerjaan dengan baik.
D. Langkah-langkah sebelum melakukan pengukuran waktu
- Menetapkan tujuan pengukuran
- Melakukan penelitian pendahuluan
- Memilih operator
- Melatih operator
- Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaan
- Menyiapkan alat-alat pengukuran
E. Prosedur pengukuran waktu
- Tingkat keletihan dan keyakinan
ü Merupakan mencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.
ü Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya (tingkat ketelitian)
- Pengujian keseragaman data
ü Digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas tempat kerja
ü Tugas pengukur adalah mendapatkan data yang seragam
ü Bila ada ketidakseragaman data, diperlukan suatu filat yang dapat mendeteksi data tersebut.
Data dikatan seragam bila data tersebut berada diantara kedua batas control yang telah ditentukan sebelumnya, dan dikatakan tidak seragam bila data berada diluar batas control
2.3 Ergonomi
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari sistematis untuk memanfaatkan segala informasi-informasi mengenai sifat-sifat kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu system kerja,sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada system itu dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara aman dan nyaman
Tujuan Ergonomi bagi mahasiswa adalah :
1. Untuk memberikan motivasi pada mahasiswa untuk melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu Ergonomi
2. Memberikan pengertian akan pentingnya faktor manusia dalam perancangan suatu system kerja .
3. Belajar memanfaatkan informasi yang ada untuk menghasilkan proses perancangan yang optimum
4. Mendapatkan besaran atau ukuran masing-masing hubungan sebab akibat dari dimensi system tersebut dengan jalan pengukuran
5. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dalam merancang system kerja
6. Melengkapi pengetahuan ,keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan langkah-langkah penelitian Ergonomi
7. Pengenalan alat-alat yang dipakai dalam penelitian Ergonomi.
Untuk merancang system kerja yang baik,kita perlu mengenal sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia yang dipelajari dalam Ergonomi dengan tujuan untuk menambah nilai tertentu yang layak,misalnya kesehatan,kenyamanan ,dan kepuasaan pada proses penggunaan alat kerja untuk dapat menerapkamn system Ergonomi .Dimana diperlukan informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dan segala keterbatasannya.
Yang dimaksud dengan kemampuan manusia adalahsegala sumber daya yang terdapat dalam diri manusia,sedangkan keterbatasannya adalah segal yang dapat menghalangi semua perilaku manusi adalam melakukan melakukan aktifitasnya sehari-hari.Jadi semua itu membutuhakn informasi-informasi yang cukup akurat sehingga manusia dapat melakukan aktifitasnya dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Berbagai usaha yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan informasi-informasi ini,dilakukan penyelidikan-penyelidikan yang dilakukan menurut kelompok di bawah ini :
2.3.1 Antropometri dan Biomekanika
Antropometri berasal dari “Anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran.secara definitive anthropometry dapat dinyatakan sebagai satu study yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk ukuran (tinggi,lebar,dsb) bert dan lain-lain yang berbeda satu dengan yang lainnya Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia (Wignjosoebroto,Sritomo,1995:60)
Biomekanika adalah kemampuan dan keterbatasan dari system kerangka otot manusia,seperti kekuatan,daya tahan ,kecepatan,dan lain-lain.Pengukuran dalam biomekanik dapat dibagi kedalam dua kriteria,yaitu kriteria fisiologis,yang ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan,dan kriteria operasionil yang melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil-hasil yang bias dilakukan anggota tubuh pada saat melakukan gerakan .
Terdapat beberapa faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia,faktor-faktor tersebut yang antara lain adalah :
a) Umur
Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh A.f Roche dan G.H. Davila (1972) di USA diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki akan tumbuh dan berkembang naik sampai dengan usia 21,2 tahun,sedangkan wanita 17,2 tahun,meskipun ada sekitar 10% yang masih terus bertambah tinggi sampai usia 23,5 tahun ( laki-laki) dan 21,1 tahun (wanita ). Setelah iu,tidak lagi kaan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung berubah menjadi penurunan ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahunan.
b) Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan wanita ,terkecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu.
c) Suku/bangsa (ethnic)
Setiap suku,bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki beberapa karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya
d) Posisi Tubuh
Sikap (posture) ataupun posisi tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran tubuh.Oleh sebab itu,posisi tubuh standard harus di terapkan untuk survey pengukuran.Dalam hubungannya dengan posisi tubuh,dikenal 2 cara pengukuran yaitu :
1. Pengukuran Dimensi Struktur Tubuh (structural Body Dimension)
Disini,tubuh diukur dalam berbagai posisi standard an tidak bergerak ( tetap tegak sempurna)Cara ini dikenal dengan “Static Anthropometry”.Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan,tinggi tubuh dalam posisi berdiri,maupun duduk,ukuran kepala,tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/duduk ,panjang lengan dan sebagainya
Gambar 2.1
Pengukuran Struktur Dimensi Tubuh dalam Posisi Berdiri
Dan Duduk Tegap
2. Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body Dimension)
Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan .Hal pokok yang ditekankan dala pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu .Cara pengukuran semacam ini menghasilkan data “Dynamic Anthropometry”
Selain faktor –faktor tersebut di atas,masih ada pula beberapa faktor lain yang mempengaruhi variabilitas ukuran tubuh manusia seperti cacat tubuh (untuk kursi roda,kaki/tangan palsu),tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan (faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi yang berbeda-beda pula dalam bentuk rancangan dan spesifikasi pakaian),dan kehamilan.
Percentile disini adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut.Agar rancangan suatu produk nantinya bias sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya ,maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didala aplikasi data anthropometri ialah :
· Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim
Rancangan produk dibuat agar bias memenuhi 2 (dua) sasaran produk,yaitu bisa sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim,dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya dan tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada )
· Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Diantara Rentang Ukuran Tertentu
Disini,rancangan bisa di ubah-ubah ukurannya,sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai maca ukuran tubuh.Untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini,maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile
· Prinsip perancangan Produk Dengan ukuran Rata-rata
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia.Masalah pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali karena hanya sedikit dari mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata.
Ada beberapa sasaran/rekomendasi yang berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja,yaitu :
a).Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
b) .Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut,dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural body dimention ataukah functional body dimention
c) .Selanjutnya tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi ,diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
d) .Tetapkan prinsip ukuran yanh harus diikuti misalnya apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrim,rentang ukuran yang fleksibel (adjustable) ataukah ukuran rata-rata.
e).Pilih persentase populasi yang harus diikuti,90-th,95-th,99-th ataukah nilai percentile lain yang dikehendaki
f) .Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari table data anthropometri yang sesuai.Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance)
Gambar 2.2
Data Anthropometri yang Diperlukan untuk Perancangan Produk/
Fasilitas kerja
Keterangan :
1. Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s.d. ujung kepala )
2. Dimensi tinggi mata dalam posisi berdiri tegak
3. Dimensi tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak
4. Dimensi tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)
5. Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak di tunjukkan)
6. Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat s.d.kepala)
7. Tinggi mata dalam posisi duduk
8. Tinggi bahu dalam posisi duduk
9. Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus )
10. Tebal atau lebar
11. Panjang paha yang diukur dari pantat s.d. ujung lutut
12. Panjang paha yang diukur dari pantat s.d bagian belakang dari lutut/betis
13. Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri ataupun duduk
14. Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai s.d paha
15. Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk)
16. Lebar pinggul atau pantat
17. Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar )
18. Lebar perut
19. Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus
20. Lebar kepala
21. Panjang tangan diukur dari pergelangan
22. Lebar telapak tangan
23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar ke samping kiri dankanan (tidak di tunjukkan dalam gambar)
24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus ke atas (vertical)
25. Jarak jangkauan tangan yang terjulur ke depan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan
1.3.2. Rumus-rumus Perhitungan
Untuk perancangan system kerja yang baik dalam ergonomi,dilakukan pengolahan data disesuaikan teori yang diberikan dikelas
sorry bab 3 gak ada ya flowchart
sorry bab 3 gak ada ya flowchart
BAB IV
Pengumpulan Dan Pengolahan Data
4.1.Pengumpulan Data
4.1.1. Peta Kerja
Komponen Utama : Body pancing (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 15 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan karet pelapis ( ass-1) selama 2 detik
6. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-2 (karet pelapis 2) selama
7. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-3 ( roda gigi) selama
8. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
9. Bahan dari ass-6 dirakit dengan bahan dari ass-3 selama
10. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama
11. Bahan dari ass-7 dirakit dengan bahan dari ass-6 selama
12. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
13. Bahan dari ass-9ndirakit dengan bahan dari ass-7 selama
14. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama
15. Bahan dari ass-11 dirakit dengan bahan dari ass-9 selama
16. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
17. Bahan dari ass-12 dirakit dengan bahan dari ass-11 selama
18. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama
19. Bahan dari ass-13 dirakit dengan bahan dari ass-12 selama
20. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
21. Bahan dari ass-14 dirakit dengan bahan dari ass-13 selama
22. Bahan diperiksa di ruang pemriksaan selama
23. Bahan dari ass-15 dirakit dengan bahan dari ass-14 selama
24. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
25. Produk di packing dengan dos selama
26. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
27. Produk disimpan dalam ruang penyimpanan selama
Komponen 2 : Karet Pelapis (1)
1. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
2. Bahan diperiksa selama 5 detik
3. Bahan dirakit dengan body pancing di ruang ass-1 selama
4. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama
Komponen 3 : Karet Pelapis (2)
1. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
2. Bahan diperiksa selama 5 detik selama
3. Bahan dirakit dengan body pancing di ruang ass-1 selama
4. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama
Komponen 4 : Roda gigi (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan body pancing di ruang ass-3 selama
6. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama
Komponen 5 : Tempat Tali (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa diruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dari ass-5 dirakit dengan bahan dari ass-3 di ruang ass-6 selama
Komponen 6 : Tempat Benang (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan Tempat tali di ruang ass-4 selama
Komponen 7 : Per pengaman (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan diroll dengan mesin roll selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-4 di ruang ass-5 selama
Komponen 8 : Penutup Tempat Tali (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-6 di ruang ass-7 selama
6. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
Komponen 9 : Penutup Pengontrol Tali (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-8 selama
6. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
7. Bahan dari ass-8 dirakit dengan bahan dari ass-7 di ruang ass-9 selama
Komponen 10 : Besi pengatur (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan penutup pengontrol tali di ruang ass-8 selama
Komponen 11 : Pengontrol Tali (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan dibentuk dengan tang dan catok selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dari ass-10 di rakit dengan bahan dari ass-9 di ruang ass-11
Komponen 12 : Bantalan Poros (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan di bubut dengan mesin bubut selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan di rakit dengan pengontrol tali di ruang ass-10 selama
Komponen 13 : Tangkai Pemutar Tali (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
4. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-11 di ruang ass-12
Komponen 14 : Penutup Tangkai (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-12 di ruang ass-13 selama
Komponen 15 : pengarah putaran (1)
1. Bahan dicairkan dengan tungku pemanas selama 20 detik
2. Bahan dicetak dengan mesin cetak selama 10 detik
3. Bahan didinginkan dengan mesin pendingin selama 15 detik
4. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
5. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-13 di ruang ass-14 selama
Komponen 16 : stick pancing (1)
1. Bahan diukur dengan mesin ukur selama 10 detik
2. Bahan dipotong dengan mesin potong selama 15 detik
3. Bahan diperiksa di ruang pemeriksaan selama 5 detik
4. Bahan dirakit dengan bahan dari ass-14 di ruang ass-15
4.1.2. Motion Study
Komponen-komponen dari tempat Tali pancing :
· Komponen 1 : Tempat Tali jarak : 37 cm
· Komponen 2 : penutup jarak : 38 cm
· Komponen 3 : Besi pengaman jarak : 39 cm
· Komponen 4 : Karet pelapis jarak : 40 cm
· Komponen 5 : Roda gigi Jarak : 38 cm
· Komponen 6 : cincin 1 jarak : 35 cm
· Komponen 7 : cincin 2 jarak : 36 cm
· Komponen 8 : cincin 3 jarak : 37 cm
· Komponen 9 : cincin 4 jarak : 38 cm
· Komponen 10 : cincin 5 jarak : 40 cm
· Komponen 11 : cincin 6 jarak : 40 cm
· Komponen 12 : body pancing jarak : 36 cm
4.1.3. Ergonomi
KETERANGAN | SYMBOL | UKURAN |
Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s.d ujung kepala) | DTT | 145,5 |
Dimensi tinggi mata dalam posisi berdiri tegak | DTM | 135,5 |
Dimensi tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak | DTB | 121 |
Dimensi tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus) | DTS | 90,5 |
Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan) | TKT | 50 |
Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari atas tempat duduk/pantat s.d kepala) | TTD | 74 |
Tinggi mata dalam posisi dududk | TMD | 65 |
Tinggi bahu dalam posisi duduk | TBD | 47 |
Tinggi siku dalam posisiduduk (siku tegak lurus) | TSP | 16,5 |
Tebal atau lebar paha | TLP | 11 |
Panjang paha yang diukur dari pantat s.dujung lutut | PHP | 45,5 |
Panjang paha yang diukur dari pantat s.d bagian belakang dari lutut/betis | PHL | 31,5 |
Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk | TLB | 45 |
Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai s.d paha | TTD | 39 |
Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi berdiri ataupun duduk) | LB | 36,5 |
Lebar pinggul atau pantat | LF | 31 |
Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar) | LPM | 23,5 |
Lebar perut | LPR | 19 |
Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus | PSTK | 39 |
Lebar kepala | LK | 17 |
Panjang tangan diukur dari pergelangan s.d ujung jari | PTP | 16,5 |
Lebar telapak tangan | LTT | 8,5 |
Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri dan kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar) | LTPT | 57 |
Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak,diukur dari lantai sampai dengan telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (Vertikal) | TJTT | 117 |
Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampaimujung jari tangan | JJTT | 70 |
0 komentar:
Posting Komentar