Salam mahasiswa hehe bagi anda seorang mahasiswa yang sudah mulai menyusun skripsi tapi tidak tau judul ato membuat skripsi nah berikut ini adalah daftar situs pembuat skripsi gratis buat anda semua jurusan
1. Info Skripsi
Informasi seputar teori, metodologi, dan teknik dalam menulis skripsi, tesis, disertasi, serta proposal berbagai jenis penelitian ilmiah.
2. Skripsi Indonesia “Download Skripsi Indonesia Terbaru dan Terlengkap”
Download Skripsi Indonesia Terbaru dan Terlengkap, denga kumpulan skripsi indonesia gratis berbagai jurusan: Administrasi Negara, Administrasi Publik, Akuntansi, Bahasa Inggris, Ekonomi, Ekonomi Pembangunan, Ilmu Hukum, Ilmu Keperawatan, Ilmu Komputer, Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Pendidikan Kewarganegaraan, Pengembangan Sumber daya Manusia, Sistem Komputer, Teacher Training And Education, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Teknik Komputer, Teknik Mesin, Teknik Pertambangan, Teknik Pertanian, Teknik Sipil, dan Teknik Telekomunikasi. Selain menyediakan fitur pencarian skripsi gratis yang mudah, juga tersedia direktori untuk “best artist” dan download lagu mp3 gratis. Segera gabung di Fans Page Facebook – Skripsi Indonesia dengan jumlah fans 2,3872,386, disini untuk cari dan download skripsi gratis.
3. kumpulanskripsi “Kumpulan Skripsi”
Silahkan bergabung dengan kumpulanskripsi di facebook,disini. Sampai saat ini, Fans Page kumpulanskripsi di Facebook sudah punya anggota 681, gabung segera untuk download skripsi indonesia gratis.
4. skripsidownload “ Skripsi download”
Untuk cari dan download skripsi gratis dengan fitur: pemesanan, dan juga dilengkapi forum. Skripsi download, meneyediakan skripsi gratis berbagai jurusan. Selain itu, juga punya fitur Olah data dan Konsultasi bagi yang membutuhkan.
5. downloadskripsigratis “Anda Bingung mencari referensi skripsi???
Kumpulan skripsi lengkap dari segala jurusan ada disini, dapatkan Segera!!!(free download)”
Sama seperti situs download skripsi diatas, downloadskripsigratis juga menyediakan skripsi gratis, dan tugas kuliah yang dapat anda download secara gratis.
http://www.wiki4indopedia.co.cc/2011/03/5-situs-penyedia-skripsi-gratis-top.html
Rabu, 27 April 2011
Senin, 11 April 2011
Tugas Perilaku organisasi
Contoh Jenis-jenis Motivasi Yang di kemukakan oleh :
A. Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
• Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus dipuas¬kan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan tempat berlindung.
• Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang, atau benda.
• Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan perasaan berpartisipasi.
• Kebutuhan berprestise yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang.
B. Herzberg (Teori Dua Faktor)
• faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
Contoh : pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
• faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Contoh : status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
C. Victor H. Vroom (Teori Harapan )
• jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Contoh :
penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah menye¬lesaikan pelajaran, atau tugas, . Guru perlu mem¬berikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi belajar siswa.
D. McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menantang, dan sulit.
Contoh :
Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit.
Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.
Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri.
Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
E. Clyton Alderfer (Teori “ERG)
• E = Existence (kebutuhan akan eksistensi)
Contoh : kebutuhan primer dan kebutuhan keamanan
• R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain)
Contoh : - kebutuhan sosial untuk diterima oleh orang lain,perasaan di hormati
-kebutuhan akan status seseorang
• G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Contoh : kebutuhan akan aktualisasi diri tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
pembahasan selengkapnya
Teori-Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Teori-Teori Motivasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
A. Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
• Kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer yang harus dipuas¬kan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang, dan tempat berlindung.
• Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang, atau benda.
• Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan perasaan berpartisipasi.
• Kebutuhan berprestise yakni kebutuhan yang erat hubungannya dengan status seseorang.
B. Herzberg (Teori Dua Faktor)
• faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang,
Contoh : pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain.
• faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Contoh : status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya,
C. Victor H. Vroom (Teori Harapan )
• jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Contoh :
penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah menye¬lesaikan pelajaran, atau tugas, . Guru perlu mem¬berikan harapan-harapan tertentu untuk menggugah motivasi belajar siswa.
D. McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan untuk memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menantang, dan sulit.
Contoh :
Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit.
Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku.
Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri.
Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
E. Clyton Alderfer (Teori “ERG)
• E = Existence (kebutuhan akan eksistensi)
Contoh : kebutuhan primer dan kebutuhan keamanan
• R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain)
Contoh : - kebutuhan sosial untuk diterima oleh orang lain,perasaan di hormati
-kebutuhan akan status seseorang
• G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Contoh : kebutuhan akan aktualisasi diri tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
pembahasan selengkapnya
Teori-Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Teori-Teori Motivasi
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan; (6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. (disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).
1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “ yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyelia, kebijakan organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memahami dan menerapkan teori Herzberg ialah memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang bersifat ekstrinsik
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam menumbuhkan persepsi tertentu, seorang pegawai biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu :
Harapannya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak diterima berdasarkan kualifikasi pribadi, seperti pendidikan, keterampilan, sifat pekerjaan dan pengalamannya;
Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang kualifikasi dan sifat pekerjaannnya relatif sama dengan yang bersangkutan sendiri;
Imbalan yang diterima oleh pegawai lain di organisasi lain di kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis;
Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis imbalan yang merupakan hak para pegawai
Pemeliharaan hubungan dengan pegawai dalam kaitan ini berarti bahwa para pejabat dan petugas di bagian kepegawaian harus selalu waspada jangan sampai persepsi ketidakadilan timbul, apalagi meluas di kalangan para pegawai. Apabila sampai terjadi maka akan timbul berbagai dampak negatif bagi organisasi, seperti ketidakpuasan, tingkat kemangkiran yang tinggi, sering terjadinya kecelakaan dalam penyelesaian tugas, seringnya para pegawai berbuat kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan masing-masing, pemogokan atau bahkan perpindahan pegawai ke organisasi lain.
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan.
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk memperoleh hal yang diinginkannya itu. Sebaliknya, jika harapan memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya untuk berupaya akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak selalu mengetahui secara pasti apa yang diinginkannya, apalagi cara untuk memperolehnya.
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Padahal dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa kehendak seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekwensi ekstrernal dari perilaku dan tindakannya. Artinya, dari berbagai faktor di luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan pengubah perilaku.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya ialah seorang pegawai yang datang terlambat berulangkali mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagi konsekwensi negatif perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem motivasi yang terbaik, dalam arti menggabung berbagai kelebihan model-model tersebut menjadi satu model. Tampaknya terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu .
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
Sabtu, 09 April 2011
Pembantaian manusia yang di hilangkan dalam sejarah
tahukah anda pada tahun 1932-1933,uni sovyet melakukan genosida terhadap bangsa ukraina secara sistemastis dengan menutup jalur pasokan makanan,mengambil hasil tani,ternak dari masyarakat ukraina sehingga menyebabkan bencana kelaparan massal.
Semua bermula pada tahun 1917. Saat itu Revolusi Bolshevik mengangkat semangat Marxisme. Menelurkan tokoh-tokoh seperti Lenin, Trotsky and Stalin. Revolusi ini mebawa perubahan besar dalam kehidupan sosial. Para petani tidak lagi “mempunyai” tanah, karena tanah mereka punya negara. Apa yg dihasilkan di tanah itu harus untuk kepentingan negara.
Pada tahun 1927. Stock pangan negara turun drastis. Stalin mengumpulkan ank2 muda dari seluruh negri untuk dijadikan ” food collector”. Merampas secara paksa hasil pertanian rakyatnya sendiri.
Semasa itu Stalin melakukan 3 macam perlakuan terhadap para petani sebgai berikut :
1. “Hilangkan” petani pembangkang secepatnya
2. Masukkan ke dalam kamp kerja paksa
3. Pindahkan ke daerah liar, Siberia dan Asia
1 juta org dideportasi. Ribuan lainnya ditembak.Para petani melawan. Mereka menghancurkan hasil panennya sendiri dan membantai 26 juta sapi serta 15 juta kuda daripada jatuh ke tangan Bolsheviks. Merasa persediaan panagn negara belum cukup,oleh karena itu Stalin “melirik” Ukraina dan penduduk sekitarnya. Mereka dijadikan tumbal.
- Pada Tahun 1932, Fred Beal menemukan satu desa dekat Kharkov-Ukraina, dimana hanya ada 1 org bertahan hidup, sisanya menjadi bangkai.
- Salah seorang komunis Lev Kopolev, mengatakan saat itu wanita dan anak perutnya menjadi kurus dan kebiruan dengan sorot mata sayu menanti kematian.
pada saat itu
- Kanibalisme umum terjadi ,Andriy Melezhyk menemukan di kota Poltava, seember rebusan hati, jantung dan paru2 manusia
- Untuk mendapat makanan, beberapa wanita menawarkan seks kepada petugas komunis.
Semua bermula pada tahun 1917. Saat itu Revolusi Bolshevik mengangkat semangat Marxisme. Menelurkan tokoh-tokoh seperti Lenin, Trotsky and Stalin. Revolusi ini mebawa perubahan besar dalam kehidupan sosial. Para petani tidak lagi “mempunyai” tanah, karena tanah mereka punya negara. Apa yg dihasilkan di tanah itu harus untuk kepentingan negara.
Pada tahun 1927. Stock pangan negara turun drastis. Stalin mengumpulkan ank2 muda dari seluruh negri untuk dijadikan ” food collector”. Merampas secara paksa hasil pertanian rakyatnya sendiri.
Semasa itu Stalin melakukan 3 macam perlakuan terhadap para petani sebgai berikut :
1. “Hilangkan” petani pembangkang secepatnya
2. Masukkan ke dalam kamp kerja paksa
3. Pindahkan ke daerah liar, Siberia dan Asia
1 juta org dideportasi. Ribuan lainnya ditembak.Para petani melawan. Mereka menghancurkan hasil panennya sendiri dan membantai 26 juta sapi serta 15 juta kuda daripada jatuh ke tangan Bolsheviks. Merasa persediaan panagn negara belum cukup,oleh karena itu Stalin “melirik” Ukraina dan penduduk sekitarnya. Mereka dijadikan tumbal.
- Pada Tahun 1932, Fred Beal menemukan satu desa dekat Kharkov-Ukraina, dimana hanya ada 1 org bertahan hidup, sisanya menjadi bangkai.
- Salah seorang komunis Lev Kopolev, mengatakan saat itu wanita dan anak perutnya menjadi kurus dan kebiruan dengan sorot mata sayu menanti kematian.
pada saat itu
- Kanibalisme umum terjadi ,Andriy Melezhyk menemukan di kota Poltava, seember rebusan hati, jantung dan paru2 manusia
- Untuk mendapat makanan, beberapa wanita menawarkan seks kepada petugas komunis.
Indonesia sejak dulu kala
Masa lampau Indonesia sangat kaya raya. Ini dibuktikan oleh informasi dari berbagai sumber kuno. Kali ini kami akan membahas kekayaan tiap pulau yang ada di Indonesia. Pulau-pulau itu akan kami sebutkan menjadi tujuh bagian besar yaitu Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda kecil, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.
Sumatera - Pulau Emas
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas.
Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
Jawa - Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) - Kepulauan Wisata
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India.
Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.
Kalimantan - Pulau Lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi - Pulau besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku - Kepulauan rempah-rempah
Maluku memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk" yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.
Papua - Pulau surga
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.
Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.
Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.
Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.
Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
Sumatera - Pulau Emas
Dalam berbagai prasasti, pulau Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Sumatera juga dikenal sebagai pulau Andalas.
Pada masa Dinasti ke-18 Fir'aun di Mesir (sekitar 1.567SM-1.339SM), di pesisir barat pulau sumatera telah ada pelabuhan yang ramai, dengan nama Barus. Barus (Lobu Tua - daerah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Barus dikenal karena merupakan tempat asal kapur barus. Ternyata kamper atau kapur barus digunakan sebagai salah satu bahan pengawet mummy Fir'aun Mesir kuno.
Di samping Barus, di Sumatera terdapat juga kerajaan kuno lainnya. Sebuah manuskrip Yahudi Purba menceritakan sumber bekalan emas untuk membina negara kota Kerajaan Nabi Sulaiman diambil dari sebuah kerajaan purba di Timur Jauh yang dinamakan Ophir. Kemungkinan Ophir berada di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat terdapat gunung Ophir. Gunung Ophir (dikenal juga dengan nama G. Talamau) merupakan salah satu gunung tertinggi di Sumatera Barat, yang terdapat di daerah Pasaman. Kabarnya kawasan emas di Sumatera yang terbesar terdapat di Kerajaan Minangkabau. Menurut sumber kuno, dalam kerajaan itu terdapat pegunungan yang tinggi dan mengandung emas. Konon pusat Kerajaan Minangkabau terletak di tengah-tengah galian emas.
Emas-emas yang dihasilkan kemudian diekspor dari sejumlah pelabuhan, seperti Kampar, Indragiri, Pariaman, Tikus, Barus, dan Pedir. Di Pulau Sumatera juga berdiri Kerajaan Srivijaya yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan besar pertama di Nusantara yang memiliki pengaruh hingga ke Thailand dan Kamboja di utara, hingga Maluku di timur.
Kini kekayaan mineral yang dikandung pulau Sumatera banyak ditambang. Banyak jenis mineral yang terdapat di Pulau Sumatera selain emas. Sumatera memiliki berbagai bahan tambang, seperti batu bara, emas, dan timah hitam. Bukan tidak mungkin sebenarnya bahan tambang seperti emas dan lain-lain banyak yang belum ditemukan di Pulau Sumatera. Beberapa orang yakin sebenarnya Pulau Sumatera banyak mengandung emas selain dari apa yang ditemukan sekarang. Jika itu benar maka Pulau Sumatera akan dikenal sebagai pulau emas kembali.
Jawa - Pulau Padi
Dahulu Pulau Jawa dikenal dengan nama JawaDwipa. JawaDwipa berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Pulau Padi" dan disebut dalam epik Hindu Ramayana. Epik itu mengatakan "Jawadwipa, dihiasi tujuh kerajaan, Pulau Emas dan perak, kaya dengan tambang emas", sebagai salah satu bagian paling jauh di bumi. Ahli geografi Yunani, Ptolomeus juga menulis tentang adanya “negeri Emas” dan “negeri Perak” dan pulau-pulau, antara lain pulau “”Iabadiu” yang berarti “Pulau Padi”.
Ptolomeus menyebutkan di ujung barat Iabadiou (Jawadwipa) terletak Argyre (kotaperak). Kota Perak itu kemungkinan besar adalah kerajaan Sunda kuno, Salakanagara yang terletak di barat Pulau Jawa. Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak.
Di Pulau Jawa ini juga berdiri kerajaan besar Majapahit. Majapahit tercatat sebagai kerajaan terbesar di Nusantara yang berhasil menyatukan kepulauan Nusantara meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina. Dalam catatan Wang Ta-yuan, komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan kunjungan biarawan Roma tahun 1321, Odorico da Pordenone, menyebutkan bahwa istana Raja Jawa penuh dengan perhiasan emas, perak, dan permata.
Menurut banyak pakar, pulau tersubur di dunia adalah Pulau Jawa. Hal ini masuk akal, karena Pulau Jawa mempunyai konsentrasi gunung berapi yang sangat tinggi. Banyak gunung berapi aktif di Pulau Jawa. Gunung inilah yang menyebabkan tanah Pulau Jawa sangat subur dengan kandungan nutrisi yang di perlukan oleh tanaman.
Raffles pengarang buku The History of Java merasa takjub pada kesuburan alam Jawa yang tiada tandingnya di belahan bumi mana pun. “Apabila seluruh tanah yang ada dimanfaatkan,” demikian tulisnya, “bisa dipastikan tidak ada wilayah di dunia ini yang bisa menandingi kuantitas, kualitas, dan variasi tanaman yang dihasilkan pulau ini.”
Kini pulau Jawa memasok 53 persen dari kebutuhan pangan Indonesia. Pertanian padi banyak terdapat di Pulau Jawa karena memiliki kesuburan yang luar biasa. Pulau Jawa dikatakan sebagai lumbung beras Indonesia. Jawa juga terkenal dengan kopinya yang disebut kopi Jawa. Curah hujan dan tingkat keasaman tanah di Jawa sangat pas untuk budidaya kopi. Jauh lebih baik dari kopi Amerika Latin ataupun Afrika.
Hasil pertanian pangan lainnya berupa sayur-sayuran dan buah-buahan juga benyak terdapat di Jawa, misalnya kacang tanah, kacang hijau, daun bawang, bawang merah, kentang, kubis, lobak, petsai, kacang panjang, wortel, buncis, bayam, ketimun, cabe, terong, labu siam, kacang merah, tomat, alpokat, jeruk, durian, duku, jambu biji, jambu air, jambu bol, nenas, mangga, pepaya, pisang, sawo, salak,apel, anggur serta rambutan. Bahkan di Jawa kini dicoba untuk ditanam gandum dan pohon kurma. Bukan tidak mungkin jika lahan di Pulau Jawa dipakai dan diolah secara maksimal untuk pertanian maka Pulau Jawa bisa sangat kaya hanya dari hasil pertanian.
Kepulauan Sunda kecil (Bali, NTB dan NTT) - Kepulauan Wisata
Ptolemaeus menyebutkan, ada tiga buah pulau yang dinamai Sunda yang terletak di sebelah timur India. Berdasarkan informasi itu kemudian ahli-ahli ilmu bumi Eropa menggunakan kata Sunda untuk menamai wilayah dan beberapa pulau di timur India.
Sejumlah pulau yang kemudian terbentuk di dataran Sunda diberi nama dengan menggunakan istilah Sunda pula yakni Kepulauan Sunda Besar dan Kepulauan Sunda Kecil. Kepulauan Sunda Besar ialah himpunan pulau besar yang terdiri dari Sumatera, Jawa, Madura dan Kalimantan. Sedangkan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor.
Daerah Kepulauan Sunda kecil ini dikenal sebagai daerah wisata karena keindahan alamnya yang menakjubkan. Sejak dulu telah ada yang berwisata ke daerah ini. Perjalanan Rsi Markandiya sekitar abad 8 dari Jawa ke Bali, telah melakukan perjalanan wisata dengan membawa misi-misi keagaman. Demikian pula Empu Kuturan yang mengembangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad 11. Pada tahun 1920 wisatawan dari Eropa mulai datang ke Bali. Bali di Eropa dikenal juga sebagai the Island of God.
Di Tempat lain di Kepulauan Sunda Kecil tepatnya di daerah Nusa Tenggara Barat dikenal dari hasil ternaknya berupa kuda, sapi, dan kerbau. Kuda Nusa tenggara sudah dikenal dunia sejak ratusan tahun silam. Abad 13 M Nusa Tenggara Barat telah mengirim kuda-kuda ke Pulau Jawa. Nusa Tenggara Barat juga dikenal sebagai tempat pariwisata raja-raja. Raja-raja dari kerajaan Bali membangun Taman Narmada pada tahun 1727 M di daerah Pulau Lombok untuk melepas kepenatan sesaat dari rutinitas di kerajaan.
Daerah Sunda Kecil yang tidak kalah kayanya adalah Nusa Tenggara Timur, karena di daerah ini terdapat kayu cendana yang sangat berharga. Cendana adalah tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Cendana dari Nusa Tenggara Timur telah diperdagangkan sejak awal abad masehi. Sejak awal abad masehi, banyak pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat dan Cina berlayar ke berbagai wilayah penghasil cendana di Nusa Tenggara Timur terutama Pulau Sumba dan Pulau Timor. Konon Nabi Sulaiman memakai cendana untuk membuat tiang-tiang dalam bait Sulaiman, dan untuk alat musik. Nabi Sulaiman mengimpor kayu ini dari tempat-tempat yang jauh yang kemungkinan cendana tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Kini Kepulauan Sunda kecil ini merupakan tempat pariwisata yang terkenal di dunia. Bali merupakan pulau terindah di dunia. Lombok juga merupakan salah satu tempat terindah di dunia. Sementara itu di Nusa tenggara Timur terdapat Pulau yang dihuni binatang purba satu-satunya di dunia yang masih hidup yaitu komodo. Kepulauan Sunda kecil merupakan tempat yang misterius dan sangat menawan. Kepulauan ini bisa mendapat banyak kekayaan para pelancong dari seluruh dunia jika dikelola secara maksimal.
Kalimantan - Pulau Lumbung energi
Dahulu nama pulau terbesar ketiga di dunia ini adalah Warunadwipa yang artinya Pulau Dewa Laut. Kalimantan dalam berita-berita China (T’ai p’ing huan yu chi) disebut dengan istilah Chin li p’i shih. Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno. Orang Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Borneo adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda.
Pada zaman dulu pedagang asing datang ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan di Pulau ini.
Di Kalimantan berdiri kerajaan Kutai. Kutai Martadipura adalah kerajaan tertua bercorak Hindu di Nusantara. Nama Kutai sudah disebut-sebut sejak abad ke 4 (empat) pada berita-berita India secara tegas menyebutkan Kutai dengan nama “Quetaire” begitu pula dengan berita Cina pada abat ke 9 (sembilan) menyebut Kutai dengan sebutan “Kho They” yang berarti kerajaan besar. Dan pada abad 13 (tiga belas) dalam kesusastraan kuno Kitab Negara Kertagama yang disusun oleh Empu Prapanca ditulis dengan istilah “Tunjung Kute”. Peradaban Kutai masa lalu inilah yang menjadi tonggak awal zaman sejarah di Indonesia.
Kini Pulau Kalimantan merupakan salah satu lumbung sumberdaya alam di Indonesia memiliki beberapa sumberdaya yang dapat dijadikan sebagai sumber energi, diantaranya adalah batubara, minyak, gas dan geothermal. Hutan Kalimantan mengandung gambut yang dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk pembangkit listrik maupun pemanas sebagai pengganti batu bara. Yang luar biasa ternyata Kalimantan memiliki banyak cadangan uranium yang bisa dipakai untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Disamping itu Kalimantan juga memiliki potensi lain yakni sebagai penyedia sumber energi botani atau terbaharui. Sumber energi botani atau bioenergi ini adalah dari CPO sawit. Pulau Kalimantan memang sangat kaya.
Sulawesi - Pulau besi
Orang Arab menyebut Sulawesi dengan nama Sholibis. Orang Belanda menyebut pulau ini dengan nama Celebes. Pulau ini telah dihuni oleh manusia sejak 30.000 tahun yang lalu terbukti dengan adanya peninggalan purba di Pulau ini. Contohnya lokasi prasejarah zaman batu Lembah Besoa.
Nama Sulawesi konon berasal dari kata ‘Sula’ yang berarti pulau dan ‘besi’. Pulau Sulawesi sejak dahulu adalah penghasil bessi (besi), sehingga tidaklah mengherankan Ussu dan sekitar danau Matana mengandung besi dan nikkel. Di sulawesi pernah berdiri Kerajaan Luwu yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Sulawesi. Wilayah Luwu merupakan penghasil besi. Bessi Luwu atau senjata Luwu (keris atau kawali) sangat terkenal akan keampuhannya, bukan saja di Sulawesi tetapi juga di luar Sulawesi. Dalam sejarah Majapahit, wilayah Luwu merupakan pembayar upeti kerajaan, selain dikenal sebagai pemasok utama besi ke Majapahit, Maluku dan lain-lain. Menurut catatan yang ada, sejak abad XIV Luwu telah dikenal sebagai tempat peleburan besi.
Di Pulau Sulawesi ini juga pernah berdiri Kerajaan Gowa Tallo yang pernah berada dipuncak kejayaan yang terpancar dari Sombaopu, ibukota Kerajaan Gowa ke timur sampai ke selat Dobo, ke utara sampai ke Sulu, ke barat sampai ke Kutai dan ke selatan melalui Sunda Kecil, diluar pulau Bali sampai ke Marege (bagian utara Australia). Ini menunjukkan kekuasaan yang luas meliputi lebih dari 2/3 wilayah Nusantara.
Selama zaman yang makmur akan perdagangan rempah-rempah pada abad 15 sampai 19, Sulawesi sebagai gerbang kepulauan Maluku, pulau yang kaya akan rempah-rempah. Kerajaan besar seperti Makasar dan Bone seperti yang disebutkan dalam sejarah Indonesia timur, telah memainkan peranan penting. Pada abad ke 14 Masehi, orang Sulawesi sudah bisa membuat perahu yang menjelajahi dunia. Perahu pinisi yang dibuat masyarakat Bugis pada waktu itu sudah bisa berlayar sampai ke Madagaskar di Afrika, suatu perjalanan mengarungi samudera yang memerlukan tekad yang besar dan keberanian luar biasa. Ini membuktikan bahwa suku Bugis memiliki kemampuan membuat perahu yang mengagumkan, dan memiliki semangat bahari yang tinggi. Pada saat yang sama Vasco da Gama baru memulai penjelajahan pertamanya pada tahun 1497 dalam upaya mencari rempah-rempah, dan menemukan benua-benua baru di timur, yang sebelumnya dirintis Marco Polo.
Sampai saat ini Sulawesi sangat kaya akan bahan tambang meliputi besi, tembaga, emas, perak, nikel, titanium, mangan semen, pasir besi/hitam, belerang, kaolin dan bahan galian C seperti pasir, batu, krikil dan trass. Jika saja dikelola dengan baik demi kemakmuran rakyat maka menjadi kayalah seluruh orang Sulawesi.
Maluku - Kepulauan rempah-rempah
Maluku memiliki nama asli "Jazirah al-Mulk" yang artinya kumpulan/semenanjung kerajaan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Maluku dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Orang Belanda menyebutnya sebagai ‘the three golden from the east’ (tiga emas dari timur) yakni Ternate, Banda dan Ambon. Sebelum kedatangan Belanda, penulis dan tabib Portugis, Tome Pirez menulis buku ‘Summa Oriental’ yang telah melukiskan tentang Ternate, Ambon dan Banda sebagai ‘the spices island’.
Pada masa lalu wilayah Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. Cengkeh adalah rempah-rempah purbakala yang telah dikenal dan digunakan ribuan tahun sebelum masehi. Pohonnya sendiri merupakan tanaman asli kepulauan Maluku (Ternate dan Tidore), yang dahulu dikenal oleh para penjelajah sebagai Spice Islands.
Pada 4000 tahun lalu di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Pada abad pertengahan (sekitar 1600 Masehi) cengkeh pernah menjadi salah satu rempah yang paling popular dan mahal di Eropa, melebihi harga emas.
Selain cengkeh, rempah-rempah asal Maluku adalah buah Pala. Buah Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah, buah dan biji pala telah menjadi komoditi perdagangan yang penting pada masa Romawi. Melihat mahalnya harga rempah-rempah waktu itu banyak orang Eropa kemudian mencari Kepulauan rempah-rempah ini. Sesungguhnya yang dicari Christoper Columbus ke arah barat adalah jalan menuju Kepulauan Maluku, ‘The Island of Spices’ (Pulau Rempah-rempah), meskipun pada akhirnya Ia justru menemukan benua baru bernama Amerika. Rempah-rempah adalah salah satu alasan mengapa penjelajah Portugis Vasco Da Gama mencapai India dan Maluku.
Kini sebenarnya Maluku bisa kembali berjaya dengan hasil pertaniannya jika terus dikembangkan dengan baik. Maluku bisa kaya raya dengan hasil bumi dan lautnya.
Papua - Pulau surga
Papua adalah pulau terbesar kedua di dunia. Pada sekitar Tahun 200 M , ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama LABADIOS. Pada akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama TUNGKI, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama JANGGI. Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai PAPA-UA yang sudah berubah dalam sebutan menjadi PAPUA. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama NUEVA GUINEE dan ada pelaut lain yang memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Robin Osborne dalam bukunya, Indonesias Secret War: The Guerilla Struggle in Irian Jaya (1985), menjuluki provinsi paling timur Indonesia ini sebagai surga yang hilang.
Tidak diketahui apakah pada peradaban kuno sebelum masehi di Papua telah terdapat kerajaan. Bisa jadi zaman dahulu telah terdapat peradaban maju di Papua. Pada sebuah konferensi tentang lampu jalan dan lalulintas tahun 1963 di Pretoria (Afrika Selatan), C.S. Downey mengemukakan tentang sebuah pemukiman terisolir di tengah hutan lebat Pegunungan Wilhelmina (Peg. Trikora) di Bagian Barat New Guinea (Papua) yang memiliki sistem penerangan maju. Para pedagang yang dengan susah payah berhasil menembus masuk ke pemukiman ini menceritakan kengeriannya pada cahaya penerangan yang sangat terang benderang dari beberapa bulan yang ada di atas tiang-tiang di sana. Bola-bola lampu tersebut tampak secara aneh bersinar setelah matahari mulai terbenam dan terus menyala sepanjang malam setiap hari. Kita tidak tahu akan kebenaran kisah ini tapi jika benar itu merupakan hal yang luar biasa dan harus terus diselidiki.
Papua telah dikenal akan kekayaan alamnya sejak dulu. Pada abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua. Dengan armadanya yang kuat Sriwijaya mengunjungi Maluku dan Papua untuk memperdagangkan rempah – rempah, wangi – wangian, mutiara dan bulu burung Cenderawasih. Pada zaman Kerajaan Majapahit sejumlah daerah di Papua sudah termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad XVI Pantai Utara sampai Barat daerah Kepala Burung sampai Namatota ( Kab.Fak-fak ) disebelah Selatan, serta pulau – pulau disekitarnya menjadi daerah kekuasaan Sultan Tidore.
Tanah Papua sangat kaya. Tembaga dan Emas merupakan sumber daya alam yang sangat berlimpah yang terdapat di Papua. Papua terkenal dengan produksi emasnya yang terbesar di dunia dan berbagai tambang dan kekayaan alam yang begitu berlimpah. Papua juga disebut-sebut sebagai surga kecil yang jatuh ke bumi. Papua merupakan surga keanekaragaman hayati yang tersisa di bumi saat ini. Pada tahun 2006 diberitakan suatu tim survei yang terdiri dari penjelajah Amerika, Indonesia dan Australia mengadakan peninjauan di sebagian daerah pegunungan Foja Propinsi Papua Indonesia. Di sana mereka menemukan suatu tempat ajaib yang mereka namakan "dunia yang hilang",dan "Taman Firdaus di bumi", dengan menyaksikan puluhan jenis burung, kupu-kupu, katak dan tumbuhan yang belum pernah tercatat dalam sejarah. Jika dikelola dengan baik, orang Papua pun bisa lebih makmur dengan kekayan alam yang melimpah tersebut.
Demikianlah sedikit tulisan mengenai pulau-pulau di Indonesia yang sangat kaya. Dari tulisan tersebut sebenarnya Indonesia sudah dikenal sebagai bumi yang kaya sejak zaman peradaban kuno. Kita tidak tahu peradaban kuno apa yang sebenarnya telah ada di Kepulauan Nusantara ini. Bisa jadi telah ada peradaban kuno dan makmur di Indonesia ini yang tidak tercatat sejarah.
Ilmuwan Brazil Prof. Dr. Aryso Santos, menegaskan teori bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis. Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu.
Oppenheimer dalam buku “Eden in the East: the Drowned Continent of Southeast Asia”, mengajukan bahwa Sundaland (Indonesia) adalah Taman Firdaus (Taman Eden). bahwa Taman Firdaus (Eden) itu bukan di Timur Tengah, tetapi justru di Sundaland. Indonesia memang merupakan lahan yang subur dan indah yang terletak di jalur cincin api (pacific ring of fire), yang ditandai keberadaan lebih dari 500 gunung berapi di Indonesia. Indonesia bisa saja disebut sebagai surga yang dikelilingi cincin api. Tapi terlepas dari benar atau tidaknya kita semua sepakat mengatakan bahwa sebenarnya Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan hasil bumi, laut maupun budayanya.
Kebudayaan asli Indonesia sudah berumur ribuan tahun sebelum peradaban Mesir maupun Mesopotamia mulai menulis di atas batu. Peradaban bangsa Indonesia mungkin memang tidak dimulai dengan tradisi tulisan, akan tetapi tradisi lisan telah hidup dan mengakar dalam jiwa masyarakat kuno bangsa kita.
Alam Indonesia yang kaya-raya dan dirawat dengan baik oleh nenek moyang kita juga menjadi salah satu faktor yang membuat kepulauan nusantara menjadi sumber perhatian dunia. Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa yang memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah di samping letaknya yang strategis secara geografis. Sumber daya alam tersebut mulai dari kekayaan laut, hutan, hingga barang tambang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kini mulai banyak ditemukan tambang baru di Indonesia. Orang Indonesia akan terkejut dengan kekayaan alam apa lagi yang akan muncul dari dalam bumi Indonesia ini.
Bumi yang kaya ini jika dikelola dengan baik akan membuat setiap rakyat Indonesia bisa memperoleh kemakmuran yang luar biasa sehingga bisa jadi suatu saat rakyat Indonesia sudah tidak perlu dikenakan pajak seperti saat ini, dan segala fasilitas bisa dinikmati dengan gratis berkat dari kekayaan alam yang melimpah yang dibagi kepada rakyat secara adil. Yang dibutuhkan Indonesia adalah penguasa baik, adil dan pandai yang amat mencintai rakyat dan menolak segala bentuk kebijakan yang menyulitkan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bangkit menuju kejayaannya. Jika hal itu terlaksana Indonesia bisa menjadi negara paling kaya di dunia.
jenis Gempa
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat di tahan oleh lempeng tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang elastis yang disebut gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan menimbulkan getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di permukaan bumi.
Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran yang sampai ke permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan struktur bangunan. Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng (interplate).
Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng.
Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun.
Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
Gempa Tektonik
Gempa Vulkanik
Gempa Runtuhan
Gempa Jatuhan
Gempa Buatan
Gempa Tektonik
Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran yang sampai ke permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan struktur bangunan. Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng (interplate).
Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng.
Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun.
Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
Gempa Tektonik
Gempa Vulkanik
Gempa Runtuhan
Gempa Jatuhan
Gempa Buatan
Gempa Tektonik
Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Gempa Vulkanik
Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
Gempa Buatan
Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
ilmuwan Temukan Planet Bertabur Berlian
Joseph Harrington, astronom dan profesor dari University of Central Florida, Amerika Serikat, dan timnya menemukan bahwa terdapat lebih banyak karbon dibanding oksigen pada atmosfir planet WASP-12b. Planet itu berjarak 1.200 tahun cahaya dari Bumi.
Temuan ini mengindikasikan bahwa bebatuan yang ada di seluruh planet itu terdiri dari karbon murni, dalam bentuk berlian atau grafit. Meski belum bisa dipastikan, tetapi planet yang sangat kaya akan karbon itu kemungkinan juga memiliki inti berlian dalam jumlah besar.
“Secara umum, planet biasanya memiliki jumlah oksigen yang sangat banyak yang membuat bebatuan seperti kuarsa dan gas seperti karbon dioksida bisa tersedia dalam kuantitas besar,” kata Harrington.
Tetapi, kata Harrington, jika karbon lebih banyak dibanding oksigen, maka akan banyak batu-batuan yang terdiri dari karbon murni seperti berlian dan grafit. Selain itu akan ada banyak gas metana.
Tim peneliti melakukan analisa kimia berdasarkan teleskop ruang angkasa Spitzer milik NASA. Mereka membandingkan perilaku inframerah gas-gas yang ada untuk menentukan komposisi atmosfir planet yang bersangkutan.
Meski karbon merupakan salah satu elemen penting yang membentuk kehidupan, WASP-12b tampaknya tidak dapat dihuni oleh makhluk hidup.
“Jaraknya terlalu dekat dengan mataharinya, dan setahun planet itu hanya berlangsung selama 26 jam saja,” kata Harrington. “Temperatur di siang hari pada planet yang diperkirakan bertaburan berlian itu juga sangat panas, mencapai sekitar 2.600 derajat Celcius. Planet itu juga rusak akibat besarnya gaya gravitasi dari mataharinya itu,” ucap Harrington.
Sebagai informasi, WASP-12b pertamakali ditemukan oleh konsorsium Wide Angle Search for Planets asal Inggris pada tahun 2009 lalu.
Pulau legendaris Atlantis khayalan atau nyata ???
Atlantis atau yang biasa disebut Atlantika merupakan suatu pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku dua bukunya yaitu Timaeus dan Critias.
Berdasarkan catatan dari plato Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan mempunyai angkatan laut yang berhasil menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.(source:id.wikipedia.org)
Di era klasik pulau atlantis yang hilang ini sering dibicarakan, tetapi sebagian dari mereka tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Dan sekarang sedang ramai dibicarakan bahwa Indonesia merupakan bagian dari pulau atau kota atlantis yang hilang.
Jadi, Apakah benar atlantis itu ada ???
Atau hanya sebuah fiksi ???,
Atlantis,Membongkar khayalan Plato
Beberapa waktu lalu, buku Arysio Nunes do Santos yang berjudul Atlantis: The Lost Continent Finally Found sempat membuat kita bertanya-tanya. Dalam buku tersebut, Santos menyatakan bahwa Indonesia adalah representasi paling tepat dari benua Atlantis.
Santos juga menyebutkan bahwa Indonesia adalah lokasi Taman Eden yang sebenarnya. Sejak diterbitkannya buku tersebut, banyak orang yang merasa bangga sekaligus yakin bahwa Indonesia memang merupakan sebuah kekuatan luar biasa pada masa lalu.
Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah Atlantis? Apakah itu hanya legenda, mitos, atau khayalan biasa?
Sebenarnya, Atlantis adalah pulau hasil rekaan Plato, filsuf kenamaan Yunani, dalam buku Timaeus dan Critias karya Plato. Dalam Timaeus, dijelaskan bahwa terdapat sebuah kekuatan hebat yang melakukan ekspedisi melawan seluruh Eropa dan Asia.
Kekuatan yang dikabarkan terhebat di seluruh dunia dan terhebat dalam masanya. Kekuatan tersebut berasal dari pulau Atlantis, yang ukuran pulaunya lebih besar daripada ukuran Libya dan Asia jika disatukan. Sayang, Atlantis musnah karena banjir dan gempa dalam waktu semalam.
Dalam Critias, Atlantis digunakan sebagai oposisi Athena kuno, kekuasaan yang dibela Plato. Atlantis digambarkan sebagai kekuatan terbesar pada masanya, tapi bisa dikalahkan oleh Athena kuno. Dengan demikian, Athena Kuno adalah kekuatan paling superior pada masa tersebut.
Dari kedua karya Plato itulah cerita tentang Atlantis berkembang dari masa ke masa. Banyak yang percaya bahwa Plato tidak sekadar mengarang cerita, tetapi juga menjelaskan tentang keberadaan sebuah peradaban yang memiliki teknologi tinggi.
Keyakinan ini didasarkan pada bukti-bukti yang terekam dan jejak-jejak yang ditinggalkan. Oleh karena itu, tidak heran kalau banyak peneliti yang berusaha mencari lokasi Atlantis yang sebenarnya. Para peneliti ini mencoba untuk menggali dan mereka ulang apa yang ditinggalkan Plato dalam kisahnya.
Maka bertebaranlah peneliti yang mengklaim Atlantis terletak di Malta, India, Troya, Sardinia, Antartika, Samudera Atlantik, hingga Indonesia. Akan tetapi, bagaimana pun, semuanya hanyalah tafsir dari kisah fiktif yang dibangun Plato.
Buku Santos, Atlantis: The Lost Continent Finally Found, adalah tafsiran keberadaan Atlantis yang paling menyenangkan bagi kita. Setidaknya, ada pengakuan dari seorang peneliti terkenal dunia tentang kejayaan Indonesia pada masa lalu.
Barangkali kasus Atlantis sama seperti Majapahit yang kekuasaannya mulai dipertanyakan. Cerita-cerita dan tafsiran-tafsiran liarlah yang menyebabkan nama Atlantis, yang aslinya fiktif, menjadi nama yang identik dengan kehebatan dan kecanggihan teknologi peradaban masa lalu.
Jumat, 08 April 2011
tugas sosiologi
Perubahan Sosial Akibat Pembangunan Industri
A. Latar Belakang
Titik berat pembangunan nasional Indonesia menekankan pada sektor industri, dengan harapan sektor ini dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan industri, selain menaikkan nilai ekonomi suatu komoditi, juga dapat membuka kesempatan ekonomi bagi masyarakat, yaitu memberikan alternatif lapangan kerja baru. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang menetapkan daerah-daerah tertentu sebagai daerah industri.
Pada awalnya, “… suatu industri ditempatkan di luar kota serta dekat kepada sumber tenaga dan bahan mentah” (Schneider, 1993: 430). Akan tetapi pada perkembangan setanjutnya, pendirian industri tidak lagi harus dekat dengan sumber bahan mentah.
“Lokasi pabrik akan ditentukan mengingat pengeluaran biaya minimal. Faktor faktor yang diperhatikan adalah: bahan mentah, minyak, air, modal, tenaga listrik, tanah untuk mendirikan pabrik dan fasilitas lainnya, serta masalah pengangkutan. Loksi pabrik dapat dijumpai di tiga daerah, yaitu: (1) Di daerah-daerah pada tepian kota (periphery of the city), (2) Di dekat daerah-daereh perdagangan (trade district), (3) Di sepanjang jalan dengan lalu-lintas untuk angkutan berat (heavy freight mtreffic).” (Bintarto, 1980: 68-69)
Untuk penentuan lokasi industri Ginsburg (dalam Weiner, 1981:81) mengemukakan bahwa:
“… dalam hal pengangkutan maupun pembangkit serta penyaluran tenaga sangat memperluas kemungkinan pilihan tempat Industri sehingga tidak lagi terikat pada tempat-tempat dimana terdapat sumber alam tertentu…. Bersaman dengan itu, luasnya kemungkinan untuk memilih tempat di atau dekat daerah-daerah metropolitan semakin bertambah karena perbaikan-perbaikan teknologi pengangkutan, sedangkan industri-industri yang makan tempat cenderung untuk diletakkan di daereh-daerah yang kurang padat penduduknya, yang terletak di pinggiran kota besar atau malah lebih jauh lagi dari pada itu. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan makin cepatnya suburbanisasi daerah-daerah pedesaan yang letaknya di dekat kota-kota besar.”
Tampak bahwa faktor sarana transportasi dan tanah/lahan cukup dominan dalam penentuan lokasi Industri. Harga tanah di pinggiran kota yang relatif lebih murah dari tanah di dalam kota, dan kemudahan transportasi yang dapat memperlancar arus barang-barang produksi menyebabkan pinggiran kota cukup tepat untuk dijadikan daerah industri. Menurut Parker (1990:93): bahwa “Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.”
Schneider (1993:430) berpendapat: “Salah satu akibat yang terpenting dari timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan komunitas yang sudah ada.” Peningkatan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan komunitas di sekitar industri yang cepat disebabkan oleh masuknya para pekerja pendatang dalam jumlah yang banyak dan menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan komunitas ini dikarenakan “Industri membutuhkan tenaga kerja yang dapat diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari dan pada waktu yang tepat” (Schneider, 1993:430), sehingga para pekerja pendatang memilih bermukim di sekitar industri. “Seringkali orang-orang ini berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang berbeda-beda” (Schneider, 1993:437) yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan masyarakat setempat. Komunitas masyarakat setempat yang dimaksud adalah komunitas masyarakat pinggiran kota yang mempunyai sifat dan karakter tertentu.
Masyarakat pinggiran kota, menurut Cholil Mansyur (tanpa tahun:134), mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dengan masyarakat desa, di antaranya: “Hubungan persaudaraan erat, saling mengenal satu sama lain, hidupnya sederhana, mereka sangat menjaga tingkah laku sehari-hari dan mempunyai rasa hormat-menghormati terhadap masyarakat lain.” Ciri lainya. yang membedakan masyarakat pinggiran kota dari masyarakat desa.
“…yang paling menonjol dari masyarakat pinggiran adalah kehidupannya cepat berubah dan mudah terpengaruh, karena lokasinya yang berada di dekat kota, sehingga arus informasi dan pengaruh-pengaruh dari kota cepat sampai kepada masyarakat pinggiran. Masyarakat pinggiran juga mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap segi paedagogis daripada saling mempengaruhi dan saling mempererat hubungan untuk menuju kesejateraan dan kemajuan dalam masalah apa pun, terutama untuk mempengaruhi dalam pendidikan sebagai hal yang pokok untuk memupuk perasaan sosial dan kecakapan untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.” (Mansyur, tanpa tahun:137-139)
B. Permasalahan
Dalam mengupayakan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah sudah menetapkan satu kebijakan yang menjadikan industri sebagai tumpuannya. Sebagai instrumen utama dalam modernisasi, industri diharapkan dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Melalui industrialisasi, sistem nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern dapat diperoleh.
Perkembangan teknologi transportasi dan pertimbangan dalam kelancaran arus barang produksi menyebabkan industri tidak harus didirikan di dekat sumber bahan mentah. Pertimbangan dalam kelancaran barang produksi, justru, lebih mendominasi penentuan lokasi pembangunan industri. Oleh karena itu, pembangunan industri di Indonesia pada umumnya dilakukan di daerah-daerah pinggiran kota.
Masyarakat pinggiran kota memiliki satu pola kehidupan tertentu yang sudah mapan. Pembangunan industri pada daerah pinggiran kota, dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena itu, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat di lokasi industri?
C. Pembahasan
Perubahan sosial merupakan suatu perubahan struktur sosial dan pola budaya yang signifikan dan dalam jangka waktu tertentu. Perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan yang terjadi pada jaringan hubungan sosial yang persisten, dimana interaksi antara perorangan/individu dimana interaksi antara perorangan/individu telah menjadi rutinitas. Struktur sosial dapat juga dipahami sebagai peranan, kelompok, organisasi, kelembagaan dan perkumpulan sosial yang bersifat persisten. Perubahan kebudayaan yang menyertai perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan cara hidup berpikir yang dilakukan bersama-sama, termasuk di dalamnya sistem simbol dan bahasa, kepercayaan, dan nilai, dan teknologi; mulai dari teknologi yang bersifat umum sampai yang rumit, dan budaya material.
Salah sifat yang mendasar dari masyarakat adalah dinamis, artinya masyarakat terus-menerus mengalami perkembangan, seiring dengan perkembangan warga masyarakatnya. Sesederhana apa pun masyarakat, selalu terdapat penemuan-penemuan baru (sekecil apapun penemuan tersebut) yang dapat semakin mempermudah upaya masyarakat dalam mempertahankan hidup. Hal ini berarti bahwa masyarakat tumbuh menjadi semakin kompleks dan penuh dengan fungsi-fungsi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perkembangan masyarakat ini dapat terjadi dengan lebih cepat melalui proses inovasi ataupun proses difusi. Masyarakat tidak perlu mengembangkan berbagai teknologi secara mandiri, namun dapat pula terjadi melalui masuknya berbagai pengaruh dari luar masyarakat tersebut. Dalam proses difusi antara dua masyarakat yang berdekatan, maka bila yang satu lebih sederhana kebudayaannya daripada yang lain, masyarakat yang kebudayaannya lebih sederhana akan lebih banyak menerima kebudayaan dari masyarakat yang lebih maju atau kompleks; dan bukan sebaliknya. Teknologi modern, secara disadari atau tidak oleh warga masyarakat yang bersangkutan, telah menimbulkan adanya keinginan-keinginan dan impian-impian baru berkenaan dengan kehidupan yang dijalaninya.
Masyarakat, menurut Spencer (Lauer, 2003:80-85), adalah sebuah organisme- sesuatu yang hidup. Sebagai organisme, masyarakat mengalami pertumbuhan terus menerus, sehingga bagian-bagiannya tidak sama. Masyarakat menunjukkan peningkatan struktur. Peningkatann kompleksitas struktur berarti dalam struktur masyarakat terjadi diferensiasi, atau berarti pula bahwa dalam masyarakat terjadi peningkatan diferensiasi fungsi-fungsi. Setiap bagian yang memiliki fungsi yang berbeda, sesungguhnya tetap harus berfungsi bersama-sama untuk kehidupan keseluruhan. Antara bagian yang satu dengan lainnya saling tergantung atau saling membutuhkan. Sistem distribusi diatur untuk menopang kelangsungan hidup masyarakat.
Pertumbuhan masyarakat terjadi melalui proses diferensiasi dan integrasi terus menerus; perbanyakan unit-unit, perluasan kelompok-kelompok, dan penyatuan kelompok-kelompok, dan selanjutnya peningkatan integrasi kelompok. Integrasi yang mengikuti diferensiasi tidak hanya berarti memperbanyak massa, tetapi juga memajukan massa itu menuju hubungan antar bagian yang lebih akrab. Jadi, masyarakat berkembang dari homogen menjadi heterogen, namun proses tersebut kembali mengupayakan adanya peningkatan homogenitas.
Yang menggerakkan pertumbuhan masyarakat adalah perjuangan mempertahankan hidup. Keseluruhan proses penggabungan dan penggabungan ulang, perubahan dari homogenitas (primitif) ke heterogenitas (peradaban) mustahil terjadi tanpa konflik. Konflik, bagi Spencer, nampaknya fungsional dalam pertumbuhan masyarakat.
Industrialisasi yang disertai dengan teknologi semakin memperkuat perubahan-perubahan dalam masyarakat. Soerjono Soekanto (1987) mengemukakan:
“proses industrialisasi pada masyarakat yang agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Pelbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan-hubungan keluarga, stratifikasi masyarakat dan keluarga.”
Bagi masyarakat agraris, industrialisasi yang terjadi melalui pembangunan industri di daerahnya, tentunya memberikan harapan-harapan kepada mereka untuk dapat memanfaatkan keberadaan industri tersebut antara lain dengan bekerja pada industri, ataupun memanfaatkan peluang ekonomi lain dari adanya industri; terlebih lagi bila lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber ekonomi masyarakat menjadi hilang karena digunakan untuk industri.
Tidak adanya lahan garapan untuk bertani, maka harapan masyarakat tertuju pada industri yang didirikan, termasuk juga dan anggota masyarakat lain yang membutuhkan pekerjaan; terutama mereka yang sudah memasuki usia kerja den putus sekolah. Harapan masyarakat terhadap industri dihadapkan pada situasi adanya pendatang yang juga bermaksud untuk bekerja di industri tersebut.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri adalah mereka yang mempunyai sifat yang dapat mendukung lancarnya produksi, karena yang penting adalah produksi dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya gangguan yang dapat menghambat jalannya produksi. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam Industri adalah :
“… suatu angkatan kerja yang mobil, yaitu suatu angkatan kerja yang tidak terikat baik kepada tempat maupun kepada oknum…. Selanjutnya, industrialisme menuntut disiplin kerja yang ketat, yang tidak mungkin diperoleh tanpa suatu angkatan kerja yang tidak mempunyai sumber penghasilan, ikatan, hak-hak selain yang diberikan oleh Industri ltu.” (Schneider, 1993:440).
Perkembangan masyarakat dalam lingkungan industri, ternyata tidak seiring dengan perkembangan industri itu sendiri. Teknologi dan infrastruktur lainnya yang dikembangkan dalam industri tidak diikuti dengan perkembangan mental bekerja dari para pekerja, terutama dari penduduk lokal. Sehingga tuntutan pekerjaan pada industri tidak dapat diikuti oleh pekerja. Dalam hal ini, kesenjangan kebudayaan terjadi pada masyarakat agraris yang beralih dengan ke dalam industri.
Meskipun tuntutan industri terhadap pekerja cukup tinggi, industri tetap memiliki daya tarik yang tinggi pula dibandingkan dengan bekerja di sektor pertanian, terutama jam kerja yang pasti serta upah yang dapat diperoleh dengan cepat dan teratur. Pemanfaatan tenaga kerja lokal oleh industri akan berpengaruh kepada aktifitas kerja yang sudah ada di daerah sekitarnya.
“… apabila daerah perindustrian yang baru ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, maka daerah tersebut akan menjadi pusat perindustrian dan segera akan mengambil alih semua aktifitas kerja yang sementara itu telah berlangsung di daerah sekitarnya…. akibat negatif yang muncul antara lain akan terjadi suatu stagnasi produksi yang disebabkan oleh pindahnya para pekerja ke daerah industri yang baru tadi.” (Dharmawan. 1986 :77)
Peralihan tenaga kerja ini tidak selalu terjadi secara langsung ke sektor industri, namun pengalihan ini terjadi ke dalam lapangan pekerjaan lain yang muncul sebagai akibat dari adanya industri, dimana pekerjaan tersebut memberikan hasil lebih menjanjikan dibandingkan dengan lapangan pekerjaan lain sebelumnya.
Perilaku kerja dan hubungan manusia merupakan dua konsep utama dalam membahas nilai dan perilaku hubungan masyarakat industri. Perubahan perilaku masyarakat dari masyarakat transisi (dari masyarakat agraris) ke masyarakat industri modern akan mengubah pola-pola hubungan kerja secara keseluruhan. Perubahan ini bersifat mendasar, yang berhubungan dengan landasan filosofi dan pandangan hidup masyarakat secara kolektif.
1. Hubungan perburuhan dalam industri akan mengubah pola perilaku manusia dalam hubungan kerja yang dibentuknya.
2. Hubungan manusia akan mengalami perubahan, sesuai dengan pergeseran penghargaan manusia terhadap konsep waktu nilai kerja, masa depan, dll. (Salim, 2002 : 151)
Pola-pola perubahan dari tempat tinggal dan pandangan hidup masyarakat berpengaruh kepada perhatian masyarakat terhadap kehidupan masa lalu dan harapan mereka kepada masa depan. Menurut Agus Salim (2002 : 152):
… tradisi nenek moyang dapat ditinggalkan tergantung kepada tingkat kebutuhan yang dirasakan. Dalam mencari tempat tinggal sudah tidak lagi memperhatikan adanya batas-batas tempat leluhur… mereka akan mengembangkan diri lebih rasional terutama dalam memilih tempat bermukim.
Rasionalisasi dalam memandang lingkungan dan kenyataan yang ada, turut mempengaruhi cara pikir masyarakat dalam mengembangkan ekspektasinya terhadap keberadaan industri dalam kaitannya dengan pekerjaan. Pada kenyataannya, industri memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Industri manufaktur sebagai industri yang padat modal lebih mengutamakan efisiensi dalam penggunaan berbagai sumber. Hanya pekerja yang benar-benar dibutuhkan yang dapat bekerja pada industri. Walaupun demikian, lapangan pekerjaan lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat cukup terbuka.
Hal ini yang oleh Hondrich (dalam Haferkamp dan Smelser) sebagai sustaining mechanism, dimana dalam proses pertumbuhan masyarakat tidak hanya terjadi differensiasi, namun juga segmentasi. Pada saat industri tidak memberikan ruang yang memadai kepada warga masyarakat memanfaatkan keberadaannya, maka secara langsung dalam masyarakat tumbuh peluang lain bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi, dimana kegiatan ekonomi yang muncul merupakan akibat ikutan dari dibangunnya industri.
Pembangunan industri pada suatu daerah, yang diikuti dengan masuknya para pekerja yang berasal dari daerah lain ke daerah tersebut, menimbulkan adanya kebutuhan lain yang perlu disediakan oleh masyarakat. Kondisi demikian memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah tersebut untuk dijadikan lapangan pekerjaan. Berbagai bidang pekerjaan muncul di daerah tersebut, yang sebelum berdiri industri tidak terdapat di daerah tersebut; kalaupun ada, dalam jumlah yang kecil.
Daftar Pustaka
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indinesia
Haferkamp, H. dan Neil J. Smelser. 1992. Social Change dan Modernity. Berkeley and LA : University of California Press
Lauer, Robert H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. (Terjemahan Alimandan). Jakarta : Rineka Cipta
Parker, S.R., RK. Brown, J. Child, dan MA. Smith. 1985. Sosiologi Industri. Jakarta : Rineka Cipta
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial: seketsa teori dan refleksi metodologi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana
Schneider, E.V. 1993. Sosiologi Industri. Edisi Kedua. Jakarta : Aksara Persada
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Industri: Suatu Pengantar. Bandung : CV. Remadja Karya
Weiner, Myron, (Ed). 1981. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press
Kesimpulan
• Perubahan sosial masyarakat pinggiran kota (transisi) yang dipicu oleh pembangunan industri di daerah tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan, yang salah satunya adalah aspek ketenagakerjaan. Masyarakat pinggiran kota memiliki karakter yang cepat berubah dan mudah terpengaruh, sehingga perubahan yang terjadi dalam lingkungan cepat diadaptasi. Namun dalam hal perubahan mental bekerja, ternyata belum dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam teknologinya.
• Pertumbuhan masyarakat pinggiran diwarnai pula dengan tumbuhnya berbagai alternatif lapangan usaha, selain industri itu sendiri, yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Diferensiasi dan segmentasi dalam masyarakat didorong ke arah homogenitas, yang membuat diferensiasi dalam masyarakat tetap fungsional.
• Dengan adanya suatu industri kesuatu desa tertentu, akan membawa suatu dampak terhadap daerah atau desa tersebut baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Yang terpenting dampak positifnya lebih berperan sehingga hal-hal tersebut akan membawa kemajuan atau perkembangan desa tempat industri tersebut didirikan baik dalam hal pendidikan, maupun dalam kehidupan keluarga.
• Perubahan sosial yang terjadi dari pembangunan industri di suatu tempat yaitu terjadinya jaringan hubungan sosial antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena dimana antara warga yang satu dengan yang lainnya sering terjadi interaksi yang telah menjadi rutinitas yang menyebabkan keakraban antara individu yang satu dengan yang lainnya.sehingga menciptakan suatu kelompok sosial
• Karena seringnya melakukan interaksi antara individu yang satu dengan individu yng lain akan timbul kesamaan antara individu yang satu dengan yang lainnya seperti pola pikirr yang sama serta menciptakan symbol atau bahasa yang hanya dapat di mengerti oleh anggota Dalam suatu kelompok.
• Dengan adanya suatu industri pada suatu daerah terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat yaitu sebelum adanya industri pada suatu tempat kehidupan mereka hanya bertani tetapi setelah adanya industri berubah atau terjadinya peralihan pekerjaan dari petani menjadi buruh pabrik yang dapat meningkatkan jumlah penghasilan mereka.
• Semakin meningkatnya jumlah anak-anak yang melanjutkan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi,karena tingkat penghasilan orang tua mereka semakin baik akibat terbukanya lapangan kerja dengan berdirinya industri di tempat mereka.
A. Latar Belakang
Titik berat pembangunan nasional Indonesia menekankan pada sektor industri, dengan harapan sektor ini dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan industri, selain menaikkan nilai ekonomi suatu komoditi, juga dapat membuka kesempatan ekonomi bagi masyarakat, yaitu memberikan alternatif lapangan kerja baru. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang menetapkan daerah-daerah tertentu sebagai daerah industri.
Pada awalnya, “… suatu industri ditempatkan di luar kota serta dekat kepada sumber tenaga dan bahan mentah” (Schneider, 1993: 430). Akan tetapi pada perkembangan setanjutnya, pendirian industri tidak lagi harus dekat dengan sumber bahan mentah.
“Lokasi pabrik akan ditentukan mengingat pengeluaran biaya minimal. Faktor faktor yang diperhatikan adalah: bahan mentah, minyak, air, modal, tenaga listrik, tanah untuk mendirikan pabrik dan fasilitas lainnya, serta masalah pengangkutan. Loksi pabrik dapat dijumpai di tiga daerah, yaitu: (1) Di daerah-daerah pada tepian kota (periphery of the city), (2) Di dekat daerah-daereh perdagangan (trade district), (3) Di sepanjang jalan dengan lalu-lintas untuk angkutan berat (heavy freight mtreffic).” (Bintarto, 1980: 68-69)
Untuk penentuan lokasi industri Ginsburg (dalam Weiner, 1981:81) mengemukakan bahwa:
“… dalam hal pengangkutan maupun pembangkit serta penyaluran tenaga sangat memperluas kemungkinan pilihan tempat Industri sehingga tidak lagi terikat pada tempat-tempat dimana terdapat sumber alam tertentu…. Bersaman dengan itu, luasnya kemungkinan untuk memilih tempat di atau dekat daerah-daerah metropolitan semakin bertambah karena perbaikan-perbaikan teknologi pengangkutan, sedangkan industri-industri yang makan tempat cenderung untuk diletakkan di daereh-daerah yang kurang padat penduduknya, yang terletak di pinggiran kota besar atau malah lebih jauh lagi dari pada itu. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan makin cepatnya suburbanisasi daerah-daerah pedesaan yang letaknya di dekat kota-kota besar.”
Tampak bahwa faktor sarana transportasi dan tanah/lahan cukup dominan dalam penentuan lokasi Industri. Harga tanah di pinggiran kota yang relatif lebih murah dari tanah di dalam kota, dan kemudahan transportasi yang dapat memperlancar arus barang-barang produksi menyebabkan pinggiran kota cukup tepat untuk dijadikan daerah industri. Menurut Parker (1990:93): bahwa “Munculnya industri-industri baru dalam suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga kerja.”
Schneider (1993:430) berpendapat: “Salah satu akibat yang terpenting dari timbulnya industrialisme adalah terbentuknya komunitas-komunitas baru, atau perubahan serta pertumbuhan yang cepat dan komunitas yang sudah ada.” Peningkatan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan komunitas di sekitar industri yang cepat disebabkan oleh masuknya para pekerja pendatang dalam jumlah yang banyak dan menetap di daerah tersebut. Pertumbuhan komunitas ini dikarenakan “Industri membutuhkan tenaga kerja yang dapat diandalkan dan dapat masuk kerja setiap hari dan pada waktu yang tepat” (Schneider, 1993:430), sehingga para pekerja pendatang memilih bermukim di sekitar industri. “Seringkali orang-orang ini berasal dari daerah, ras, suku, atau agama yang berbeda-beda” (Schneider, 1993:437) yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda dengan masyarakat setempat. Komunitas masyarakat setempat yang dimaksud adalah komunitas masyarakat pinggiran kota yang mempunyai sifat dan karakter tertentu.
Masyarakat pinggiran kota, menurut Cholil Mansyur (tanpa tahun:134), mempunyai ciri-ciri yang tidak jauh berbeda dengan masyarakat desa, di antaranya: “Hubungan persaudaraan erat, saling mengenal satu sama lain, hidupnya sederhana, mereka sangat menjaga tingkah laku sehari-hari dan mempunyai rasa hormat-menghormati terhadap masyarakat lain.” Ciri lainya. yang membedakan masyarakat pinggiran kota dari masyarakat desa.
“…yang paling menonjol dari masyarakat pinggiran adalah kehidupannya cepat berubah dan mudah terpengaruh, karena lokasinya yang berada di dekat kota, sehingga arus informasi dan pengaruh-pengaruh dari kota cepat sampai kepada masyarakat pinggiran. Masyarakat pinggiran juga mempunyai perhatian yang sangat besar terhadap segi paedagogis daripada saling mempengaruhi dan saling mempererat hubungan untuk menuju kesejateraan dan kemajuan dalam masalah apa pun, terutama untuk mempengaruhi dalam pendidikan sebagai hal yang pokok untuk memupuk perasaan sosial dan kecakapan untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat.” (Mansyur, tanpa tahun:137-139)
B. Permasalahan
Dalam mengupayakan percepatan pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah sudah menetapkan satu kebijakan yang menjadikan industri sebagai tumpuannya. Sebagai instrumen utama dalam modernisasi, industri diharapkan dapat membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Melalui industrialisasi, sistem nilai yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat modern dapat diperoleh.
Perkembangan teknologi transportasi dan pertimbangan dalam kelancaran arus barang produksi menyebabkan industri tidak harus didirikan di dekat sumber bahan mentah. Pertimbangan dalam kelancaran barang produksi, justru, lebih mendominasi penentuan lokasi pembangunan industri. Oleh karena itu, pembangunan industri di Indonesia pada umumnya dilakukan di daerah-daerah pinggiran kota.
Masyarakat pinggiran kota memiliki satu pola kehidupan tertentu yang sudah mapan. Pembangunan industri pada daerah pinggiran kota, dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Oleh karena itu, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat di lokasi industri?
C. Pembahasan
Perubahan sosial merupakan suatu perubahan struktur sosial dan pola budaya yang signifikan dan dalam jangka waktu tertentu. Perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan yang terjadi pada jaringan hubungan sosial yang persisten, dimana interaksi antara perorangan/individu dimana interaksi antara perorangan/individu telah menjadi rutinitas. Struktur sosial dapat juga dipahami sebagai peranan, kelompok, organisasi, kelembagaan dan perkumpulan sosial yang bersifat persisten. Perubahan kebudayaan yang menyertai perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan cara hidup berpikir yang dilakukan bersama-sama, termasuk di dalamnya sistem simbol dan bahasa, kepercayaan, dan nilai, dan teknologi; mulai dari teknologi yang bersifat umum sampai yang rumit, dan budaya material.
Salah sifat yang mendasar dari masyarakat adalah dinamis, artinya masyarakat terus-menerus mengalami perkembangan, seiring dengan perkembangan warga masyarakatnya. Sesederhana apa pun masyarakat, selalu terdapat penemuan-penemuan baru (sekecil apapun penemuan tersebut) yang dapat semakin mempermudah upaya masyarakat dalam mempertahankan hidup. Hal ini berarti bahwa masyarakat tumbuh menjadi semakin kompleks dan penuh dengan fungsi-fungsi yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perkembangan masyarakat ini dapat terjadi dengan lebih cepat melalui proses inovasi ataupun proses difusi. Masyarakat tidak perlu mengembangkan berbagai teknologi secara mandiri, namun dapat pula terjadi melalui masuknya berbagai pengaruh dari luar masyarakat tersebut. Dalam proses difusi antara dua masyarakat yang berdekatan, maka bila yang satu lebih sederhana kebudayaannya daripada yang lain, masyarakat yang kebudayaannya lebih sederhana akan lebih banyak menerima kebudayaan dari masyarakat yang lebih maju atau kompleks; dan bukan sebaliknya. Teknologi modern, secara disadari atau tidak oleh warga masyarakat yang bersangkutan, telah menimbulkan adanya keinginan-keinginan dan impian-impian baru berkenaan dengan kehidupan yang dijalaninya.
Masyarakat, menurut Spencer (Lauer, 2003:80-85), adalah sebuah organisme- sesuatu yang hidup. Sebagai organisme, masyarakat mengalami pertumbuhan terus menerus, sehingga bagian-bagiannya tidak sama. Masyarakat menunjukkan peningkatan struktur. Peningkatann kompleksitas struktur berarti dalam struktur masyarakat terjadi diferensiasi, atau berarti pula bahwa dalam masyarakat terjadi peningkatan diferensiasi fungsi-fungsi. Setiap bagian yang memiliki fungsi yang berbeda, sesungguhnya tetap harus berfungsi bersama-sama untuk kehidupan keseluruhan. Antara bagian yang satu dengan lainnya saling tergantung atau saling membutuhkan. Sistem distribusi diatur untuk menopang kelangsungan hidup masyarakat.
Pertumbuhan masyarakat terjadi melalui proses diferensiasi dan integrasi terus menerus; perbanyakan unit-unit, perluasan kelompok-kelompok, dan penyatuan kelompok-kelompok, dan selanjutnya peningkatan integrasi kelompok. Integrasi yang mengikuti diferensiasi tidak hanya berarti memperbanyak massa, tetapi juga memajukan massa itu menuju hubungan antar bagian yang lebih akrab. Jadi, masyarakat berkembang dari homogen menjadi heterogen, namun proses tersebut kembali mengupayakan adanya peningkatan homogenitas.
Yang menggerakkan pertumbuhan masyarakat adalah perjuangan mempertahankan hidup. Keseluruhan proses penggabungan dan penggabungan ulang, perubahan dari homogenitas (primitif) ke heterogenitas (peradaban) mustahil terjadi tanpa konflik. Konflik, bagi Spencer, nampaknya fungsional dalam pertumbuhan masyarakat.
Industrialisasi yang disertai dengan teknologi semakin memperkuat perubahan-perubahan dalam masyarakat. Soerjono Soekanto (1987) mengemukakan:
“proses industrialisasi pada masyarakat yang agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Pelbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan-hubungan keluarga, stratifikasi masyarakat dan keluarga.”
Bagi masyarakat agraris, industrialisasi yang terjadi melalui pembangunan industri di daerahnya, tentunya memberikan harapan-harapan kepada mereka untuk dapat memanfaatkan keberadaan industri tersebut antara lain dengan bekerja pada industri, ataupun memanfaatkan peluang ekonomi lain dari adanya industri; terlebih lagi bila lahan pertanian yang selama ini menjadi sumber ekonomi masyarakat menjadi hilang karena digunakan untuk industri.
Tidak adanya lahan garapan untuk bertani, maka harapan masyarakat tertuju pada industri yang didirikan, termasuk juga dan anggota masyarakat lain yang membutuhkan pekerjaan; terutama mereka yang sudah memasuki usia kerja den putus sekolah. Harapan masyarakat terhadap industri dihadapkan pada situasi adanya pendatang yang juga bermaksud untuk bekerja di industri tersebut.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri adalah mereka yang mempunyai sifat yang dapat mendukung lancarnya produksi, karena yang penting adalah produksi dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya gangguan yang dapat menghambat jalannya produksi. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam Industri adalah :
“… suatu angkatan kerja yang mobil, yaitu suatu angkatan kerja yang tidak terikat baik kepada tempat maupun kepada oknum…. Selanjutnya, industrialisme menuntut disiplin kerja yang ketat, yang tidak mungkin diperoleh tanpa suatu angkatan kerja yang tidak mempunyai sumber penghasilan, ikatan, hak-hak selain yang diberikan oleh Industri ltu.” (Schneider, 1993:440).
Perkembangan masyarakat dalam lingkungan industri, ternyata tidak seiring dengan perkembangan industri itu sendiri. Teknologi dan infrastruktur lainnya yang dikembangkan dalam industri tidak diikuti dengan perkembangan mental bekerja dari para pekerja, terutama dari penduduk lokal. Sehingga tuntutan pekerjaan pada industri tidak dapat diikuti oleh pekerja. Dalam hal ini, kesenjangan kebudayaan terjadi pada masyarakat agraris yang beralih dengan ke dalam industri.
Meskipun tuntutan industri terhadap pekerja cukup tinggi, industri tetap memiliki daya tarik yang tinggi pula dibandingkan dengan bekerja di sektor pertanian, terutama jam kerja yang pasti serta upah yang dapat diperoleh dengan cepat dan teratur. Pemanfaatan tenaga kerja lokal oleh industri akan berpengaruh kepada aktifitas kerja yang sudah ada di daerah sekitarnya.
“… apabila daerah perindustrian yang baru ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, maka daerah tersebut akan menjadi pusat perindustrian dan segera akan mengambil alih semua aktifitas kerja yang sementara itu telah berlangsung di daerah sekitarnya…. akibat negatif yang muncul antara lain akan terjadi suatu stagnasi produksi yang disebabkan oleh pindahnya para pekerja ke daerah industri yang baru tadi.” (Dharmawan. 1986 :77)
Peralihan tenaga kerja ini tidak selalu terjadi secara langsung ke sektor industri, namun pengalihan ini terjadi ke dalam lapangan pekerjaan lain yang muncul sebagai akibat dari adanya industri, dimana pekerjaan tersebut memberikan hasil lebih menjanjikan dibandingkan dengan lapangan pekerjaan lain sebelumnya.
Perilaku kerja dan hubungan manusia merupakan dua konsep utama dalam membahas nilai dan perilaku hubungan masyarakat industri. Perubahan perilaku masyarakat dari masyarakat transisi (dari masyarakat agraris) ke masyarakat industri modern akan mengubah pola-pola hubungan kerja secara keseluruhan. Perubahan ini bersifat mendasar, yang berhubungan dengan landasan filosofi dan pandangan hidup masyarakat secara kolektif.
1. Hubungan perburuhan dalam industri akan mengubah pola perilaku manusia dalam hubungan kerja yang dibentuknya.
2. Hubungan manusia akan mengalami perubahan, sesuai dengan pergeseran penghargaan manusia terhadap konsep waktu nilai kerja, masa depan, dll. (Salim, 2002 : 151)
Pola-pola perubahan dari tempat tinggal dan pandangan hidup masyarakat berpengaruh kepada perhatian masyarakat terhadap kehidupan masa lalu dan harapan mereka kepada masa depan. Menurut Agus Salim (2002 : 152):
… tradisi nenek moyang dapat ditinggalkan tergantung kepada tingkat kebutuhan yang dirasakan. Dalam mencari tempat tinggal sudah tidak lagi memperhatikan adanya batas-batas tempat leluhur… mereka akan mengembangkan diri lebih rasional terutama dalam memilih tempat bermukim.
Rasionalisasi dalam memandang lingkungan dan kenyataan yang ada, turut mempengaruhi cara pikir masyarakat dalam mengembangkan ekspektasinya terhadap keberadaan industri dalam kaitannya dengan pekerjaan. Pada kenyataannya, industri memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan pekerjaan. Industri manufaktur sebagai industri yang padat modal lebih mengutamakan efisiensi dalam penggunaan berbagai sumber. Hanya pekerja yang benar-benar dibutuhkan yang dapat bekerja pada industri. Walaupun demikian, lapangan pekerjaan lain yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat cukup terbuka.
Hal ini yang oleh Hondrich (dalam Haferkamp dan Smelser) sebagai sustaining mechanism, dimana dalam proses pertumbuhan masyarakat tidak hanya terjadi differensiasi, namun juga segmentasi. Pada saat industri tidak memberikan ruang yang memadai kepada warga masyarakat memanfaatkan keberadaannya, maka secara langsung dalam masyarakat tumbuh peluang lain bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi, dimana kegiatan ekonomi yang muncul merupakan akibat ikutan dari dibangunnya industri.
Pembangunan industri pada suatu daerah, yang diikuti dengan masuknya para pekerja yang berasal dari daerah lain ke daerah tersebut, menimbulkan adanya kebutuhan lain yang perlu disediakan oleh masyarakat. Kondisi demikian memberikan kesempatan kepada masyarakat di daerah tersebut untuk dijadikan lapangan pekerjaan. Berbagai bidang pekerjaan muncul di daerah tersebut, yang sebelum berdiri industri tidak terdapat di daerah tersebut; kalaupun ada, dalam jumlah yang kecil.
Daftar Pustaka
Bintarto, R. 1989. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Edisi Revisi. Jakarta : Ghalia Indinesia
Haferkamp, H. dan Neil J. Smelser. 1992. Social Change dan Modernity. Berkeley and LA : University of California Press
Lauer, Robert H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial. (Terjemahan Alimandan). Jakarta : Rineka Cipta
Parker, S.R., RK. Brown, J. Child, dan MA. Smith. 1985. Sosiologi Industri. Jakarta : Rineka Cipta
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial: seketsa teori dan refleksi metodologi Kasus Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana
Schneider, E.V. 1993. Sosiologi Industri. Edisi Kedua. Jakarta : Aksara Persada
Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Industri: Suatu Pengantar. Bandung : CV. Remadja Karya
Weiner, Myron, (Ed). 1981. Modernisasi Dinamika Pertumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press
Kesimpulan
• Perubahan sosial masyarakat pinggiran kota (transisi) yang dipicu oleh pembangunan industri di daerah tersebut meliputi berbagai aspek kehidupan, yang salah satunya adalah aspek ketenagakerjaan. Masyarakat pinggiran kota memiliki karakter yang cepat berubah dan mudah terpengaruh, sehingga perubahan yang terjadi dalam lingkungan cepat diadaptasi. Namun dalam hal perubahan mental bekerja, ternyata belum dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam teknologinya.
• Pertumbuhan masyarakat pinggiran diwarnai pula dengan tumbuhnya berbagai alternatif lapangan usaha, selain industri itu sendiri, yang dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat. Diferensiasi dan segmentasi dalam masyarakat didorong ke arah homogenitas, yang membuat diferensiasi dalam masyarakat tetap fungsional.
• Dengan adanya suatu industri kesuatu desa tertentu, akan membawa suatu dampak terhadap daerah atau desa tersebut baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Yang terpenting dampak positifnya lebih berperan sehingga hal-hal tersebut akan membawa kemajuan atau perkembangan desa tempat industri tersebut didirikan baik dalam hal pendidikan, maupun dalam kehidupan keluarga.
• Perubahan sosial yang terjadi dari pembangunan industri di suatu tempat yaitu terjadinya jaringan hubungan sosial antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena dimana antara warga yang satu dengan yang lainnya sering terjadi interaksi yang telah menjadi rutinitas yang menyebabkan keakraban antara individu yang satu dengan yang lainnya.sehingga menciptakan suatu kelompok sosial
• Karena seringnya melakukan interaksi antara individu yang satu dengan individu yng lain akan timbul kesamaan antara individu yang satu dengan yang lainnya seperti pola pikirr yang sama serta menciptakan symbol atau bahasa yang hanya dapat di mengerti oleh anggota Dalam suatu kelompok.
• Dengan adanya suatu industri pada suatu daerah terjadinya perubahan pola kehidupan masyarakat yaitu sebelum adanya industri pada suatu tempat kehidupan mereka hanya bertani tetapi setelah adanya industri berubah atau terjadinya peralihan pekerjaan dari petani menjadi buruh pabrik yang dapat meningkatkan jumlah penghasilan mereka.
• Semakin meningkatnya jumlah anak-anak yang melanjutkan pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi,karena tingkat penghasilan orang tua mereka semakin baik akibat terbukanya lapangan kerja dengan berdirinya industri di tempat mereka.